BANYAK produk makanan yang diolah oleh pengusaha rumahan tapi dengan cara curang. Seperti membuat mi, kerupuk, bakso, ikan, roti, manisan, dan masih banyak lagi.
Biasanya jenis pengawet yang digunakan justru tidak disarankan untuk makanan. Tapi demi mencari untung, mereka membuat makanan yang dijual kepada masyarakat luas dengan bahan berbahaya
Bahan pengawet yang digunakan oleh pengusaha kecil berupa boraks, formalin, zat pewarna tekstil seperti methanil yellow dan rhodamin B. Sayangnya, pengawasan produk dengan kandungan bahan tersebut belum dikendalikan secara utuh oleh pemerintah.Maka itu, masyarakat harus teredukasi dengan benar supaya menghindari aneka makanan, yang menggunakan pengawet. Sebab, dampaknya bisa dialami oleh banyak kalangan, mulai dari usia anak-anak hingga orang tua.
berikut adalah lima jenis pengawet makanan yang tak dianjurkan dimakan. Simak ulasannya supaya Anda bisa waspada.
Boraks
Bakso sering diproduksi menggunakan boraks. Padahal pengawet ini mengandung natrium tetraborat yang tidak disarankan untuk dimakan. Selain pada bakso, boraks juga sering dipakai untuk membuat kerupuk, gendar atau karak. Padahal sebenarnya boraks ini digunakan untuk mengawetkan kayu supaya tidak mudah jamuran.
Formalin
Sudah tak asing lagi jika ada beberapa makanan diproduksi dengan formalin. Padahal fungsi formalin untuk mengawetkan mayat. Biasanya formalin itu dipakai untuk mengawetkan daging, tahu, ikan, dan makanan basah lainnya supaya tidak cepat basi dan tahan lama.
Methanil yellow
Hati-hati jika Anda makan mi kuning atau kerupuk warna kuning. Banyak pedagang curang memasukkan zat pewarna tekstil itu untuk makanan. Tentu tujuannya makanan ini supaya tahan lama berhari-hari dan warnanya jadi cantik. Dampak negatifnya, jika dikonsumsi ters-menerus bisa merusak ginal manusia. Jangan samapi hal ini terjadi karena merugikan kesehatan.
Rhodamin B
Aneka kue basah, jajanan pasar, roti, selai, dan makanan berwarna lainnya juga rentan dibuat dengan warna campuran rhodamin B. Ini merupakan zat pewarna sintetis untuk mewarnai kain. Jelas zat pewarna ini tidak boleh dikonsumsi.
Tapi sayangnya, pedagang ingin untung banyak jika memproduksi makanan yanmg menggunakan pewarna, Jadilah mereka pilih pewarna tekstil karen harganya lebih murah draipada pewarna makanan. Anda harus pintar membedakannya supaya aman dikonsumsi. Belilah kue dengan warna asli dan tidak mencolok. Jika warna kue tampak pudar, biasanya menggunakan pewarna makanan sungguhan.
Biasanya jenis pengawet yang digunakan justru tidak disarankan untuk makanan. Tapi demi mencari untung, mereka membuat makanan yang dijual kepada masyarakat luas dengan bahan berbahaya
Bahan pengawet yang digunakan oleh pengusaha kecil berupa boraks, formalin, zat pewarna tekstil seperti methanil yellow dan rhodamin B. Sayangnya, pengawasan produk dengan kandungan bahan tersebut belum dikendalikan secara utuh oleh pemerintah.Maka itu, masyarakat harus teredukasi dengan benar supaya menghindari aneka makanan, yang menggunakan pengawet. Sebab, dampaknya bisa dialami oleh banyak kalangan, mulai dari usia anak-anak hingga orang tua.
Advertisement
Boraks
Bakso sering diproduksi menggunakan boraks. Padahal pengawet ini mengandung natrium tetraborat yang tidak disarankan untuk dimakan. Selain pada bakso, boraks juga sering dipakai untuk membuat kerupuk, gendar atau karak. Padahal sebenarnya boraks ini digunakan untuk mengawetkan kayu supaya tidak mudah jamuran.
Formalin
Sudah tak asing lagi jika ada beberapa makanan diproduksi dengan formalin. Padahal fungsi formalin untuk mengawetkan mayat. Biasanya formalin itu dipakai untuk mengawetkan daging, tahu, ikan, dan makanan basah lainnya supaya tidak cepat basi dan tahan lama.
Methanil yellow
Hati-hati jika Anda makan mi kuning atau kerupuk warna kuning. Banyak pedagang curang memasukkan zat pewarna tekstil itu untuk makanan. Tentu tujuannya makanan ini supaya tahan lama berhari-hari dan warnanya jadi cantik. Dampak negatifnya, jika dikonsumsi ters-menerus bisa merusak ginal manusia. Jangan samapi hal ini terjadi karena merugikan kesehatan.
Rhodamin B
Aneka kue basah, jajanan pasar, roti, selai, dan makanan berwarna lainnya juga rentan dibuat dengan warna campuran rhodamin B. Ini merupakan zat pewarna sintetis untuk mewarnai kain. Jelas zat pewarna ini tidak boleh dikonsumsi.
Tapi sayangnya, pedagang ingin untung banyak jika memproduksi makanan yanmg menggunakan pewarna, Jadilah mereka pilih pewarna tekstil karen harganya lebih murah draipada pewarna makanan. Anda harus pintar membedakannya supaya aman dikonsumsi. Belilah kue dengan warna asli dan tidak mencolok. Jika warna kue tampak pudar, biasanya menggunakan pewarna makanan sungguhan.