Pemerintah menindaklanjuti hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan perwakilan pengemudi ojek online belum lama ini. Guna menyampaikan aspirasi pengemudi ojek online, maka diadakan rapat tertutup dengan stakeholder terkait.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyampaikan, salah satu hal yang disampaikan pemerintah kepada perusahaan penyedia layanan transportasi online yaitu soal keluhan dari pengemudi soal tarif rendah. Diketahui, tarif yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp1.600 per kilometernya, di mana fakta tersebut juga sempat membuat Presiden Joko Widodo kaget.
Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan usulan perhitungan tarif dasar yang pantas untuk ojek online. Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas keluhan yang disampaikan oleh pengemudi ojek online kepada Presiden Joko Widodo.
Diketahui, tarif yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp1.600 per kilometernya, di mana fakta tersebut juga sempat membuat Presiden Joko Widodo kaget.
"Kami yang memiliki begron untuk menghitung kira-kira berapa harga pokok atau harga yang pantas yang bisa diberlakukan," ujarnya di Kompleks Kantor Kantor Staf Presiden (KSP).
Menhub menjelaskan, berdasarkan perhitungan Kementerian Perhubungan, harga yang pantas untuk jasa ojek online adalah sebesar Rp2.000 secara bersih belum termasuk potongan untuk pihak perusahaan. Perhitungan tersebut terdiri dari harga pokok sekitar Rp1.400-Rp1.500, ditambah dengan keuntungan dan jasa, sehingga didapatkan angka Rp2.000 per km.
Pemerintah telah menyampaikan usulan tersebut kepada pihak perusahaan penyedia transportasi online.
"Oleh karenanya ini yang kita pakai modal kepada mereka untuk mereka secara internal untuk menghitung," kata dia.
Dengan tarif yang telah disepakati Rp2.000 per km, apakah mereka merasa keberatan? begini tanggapan mereka:
1. Findi Daraningtyas (21) Mahasiswi
Saya sudah jadi penumpang ojol sekitar dua tahun lebih. Kalau untuk saya pribadi, saya tidak keberatan. Dikarenakan menurut saya, tarif Rp2.000 tersebut cukup sesuai untuk saya pribadi.
Yang jelas, selama ojek online tersebut mencantumkan harga pastinya, saya tidak keberatan.
Namun, saya tidak tahu bagaimana dengan respons masyarakat lainnya. Sehari-harinya, saya cukup bergantung dengan ojek online tersebut. Sehingga kalaupun tarifnya naik saya akan tetap menggunakannya karena memang saya butuh.
Namun, jika memang tarif dinaiknya, pelayanan dari ojek online tersebut tentunya juga harus ditingkatkan agar pengguna semakin nyaman menggunakan ojek online.
2. M. Gunawan Bayu (20) Mahasiswa
Dengan tarif ojek online Rp2.000 sangat memberatkan bagi kaum mahasiswa yang uang bulanannya sedikit terutama saya. walaupun saya nggak sering, tapi kalau pas naik yang awalnya harganya murah tiba-tiba karena kenaikan tarif, harganya jadi mahal kan jadi nggak mau naik kalau kayak gitu.
3. Dewi Rahma (24) Ibu Rumah Tangga
Tentu tidak, karna sejujurnya tarif yang ada sekarang kurang manusiawi. Selama 2 tahun saya naik ojol, harga segitu tidak sesuai dengan resiko yang mereka tanggung di jalan. Dan pihak penyedia jasa pun kurang memperhatikan asuransi untuk para driver online.
4. Shara Nurachma (20) Mahasiswi
Sebenernya mah memberatkan karena kan tujuan kita naik ojol emang cari murahnya. Tapi kalau ngga dinaikin tarifnya kasian juga sih sama abang ojolnya. Jadi, menurut saya pribadi nggak begitu masalah asalkan tingkat pelayanannya ditingkatkan lagi.
5. Sulistiani (37) Karyawan Swasta
Nggak masalah sih kalau harganya segitu, kalau pun masih mau dinaikkan lagi juga nggak masalah karena kan saya naik ojol saat mendesak, yang penting bagi saya cepat sampai tujuan dan selamat. Oh iya, sama sistem pelayanannya juga ditingkatin aja, kadang saya minta tutupan rambut. Nah, itu penting juga kan biasanya ada yang nggak mau rambutnya bau karena kan naik motor, jadi selalu sediain itu.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyampaikan, salah satu hal yang disampaikan pemerintah kepada perusahaan penyedia layanan transportasi online yaitu soal keluhan dari pengemudi soal tarif rendah. Diketahui, tarif yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp1.600 per kilometernya, di mana fakta tersebut juga sempat membuat Presiden Joko Widodo kaget.
Selain itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan usulan perhitungan tarif dasar yang pantas untuk ojek online. Hal tersebut sebagai tindak lanjut atas keluhan yang disampaikan oleh pengemudi ojek online kepada Presiden Joko Widodo.
Advertisement
Diketahui, tarif yang ditetapkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp1.600 per kilometernya, di mana fakta tersebut juga sempat membuat Presiden Joko Widodo kaget.
"Kami yang memiliki begron untuk menghitung kira-kira berapa harga pokok atau harga yang pantas yang bisa diberlakukan," ujarnya di Kompleks Kantor Kantor Staf Presiden (KSP).
Menhub menjelaskan, berdasarkan perhitungan Kementerian Perhubungan, harga yang pantas untuk jasa ojek online adalah sebesar Rp2.000 secara bersih belum termasuk potongan untuk pihak perusahaan. Perhitungan tersebut terdiri dari harga pokok sekitar Rp1.400-Rp1.500, ditambah dengan keuntungan dan jasa, sehingga didapatkan angka Rp2.000 per km.
Pemerintah telah menyampaikan usulan tersebut kepada pihak perusahaan penyedia transportasi online.
"Oleh karenanya ini yang kita pakai modal kepada mereka untuk mereka secara internal untuk menghitung," kata dia.
Dengan tarif yang telah disepakati Rp2.000 per km, apakah mereka merasa keberatan? begini tanggapan mereka:
1. Findi Daraningtyas (21) Mahasiswi
Saya sudah jadi penumpang ojol sekitar dua tahun lebih. Kalau untuk saya pribadi, saya tidak keberatan. Dikarenakan menurut saya, tarif Rp2.000 tersebut cukup sesuai untuk saya pribadi.
Yang jelas, selama ojek online tersebut mencantumkan harga pastinya, saya tidak keberatan.
Namun, saya tidak tahu bagaimana dengan respons masyarakat lainnya. Sehari-harinya, saya cukup bergantung dengan ojek online tersebut. Sehingga kalaupun tarifnya naik saya akan tetap menggunakannya karena memang saya butuh.
Namun, jika memang tarif dinaiknya, pelayanan dari ojek online tersebut tentunya juga harus ditingkatkan agar pengguna semakin nyaman menggunakan ojek online.
2. M. Gunawan Bayu (20) Mahasiswa
Dengan tarif ojek online Rp2.000 sangat memberatkan bagi kaum mahasiswa yang uang bulanannya sedikit terutama saya. walaupun saya nggak sering, tapi kalau pas naik yang awalnya harganya murah tiba-tiba karena kenaikan tarif, harganya jadi mahal kan jadi nggak mau naik kalau kayak gitu.
3. Dewi Rahma (24) Ibu Rumah Tangga
Tentu tidak, karna sejujurnya tarif yang ada sekarang kurang manusiawi. Selama 2 tahun saya naik ojol, harga segitu tidak sesuai dengan resiko yang mereka tanggung di jalan. Dan pihak penyedia jasa pun kurang memperhatikan asuransi untuk para driver online.
4. Shara Nurachma (20) Mahasiswi
Sebenernya mah memberatkan karena kan tujuan kita naik ojol emang cari murahnya. Tapi kalau ngga dinaikin tarifnya kasian juga sih sama abang ojolnya. Jadi, menurut saya pribadi nggak begitu masalah asalkan tingkat pelayanannya ditingkatkan lagi.
5. Sulistiani (37) Karyawan Swasta
Nggak masalah sih kalau harganya segitu, kalau pun masih mau dinaikkan lagi juga nggak masalah karena kan saya naik ojol saat mendesak, yang penting bagi saya cepat sampai tujuan dan selamat. Oh iya, sama sistem pelayanannya juga ditingkatin aja, kadang saya minta tutupan rambut. Nah, itu penting juga kan biasanya ada yang nggak mau rambutnya bau karena kan naik motor, jadi selalu sediain itu.